15 Juni 2023
Cerita dimulai pagi-pagi sekali. Jalan-jalan Pekerjaan yang seharusnya dimulai 14 Juni sore harus mundur sehari dikarenakan ada hal-hal yang perlu dijabarkan oleh atasan. Sebagai anggota tentu kita harus ikut apa kata atasan dong. Akhirnya di Rabu sore itu saya mengambil keputusan untuk mengubah urutan keberangkatan dimana untuk menuju Jakarta saya akan mengikuti keberangkatan pagi dari Yogyakarta. Dilunasilah tiket Indorent dengan kelas Executive Class keberangkatan pagi dari Terminal Jombor di tanggal 15 Juni 2023.
Setelah pembelian tiket tersebut, masalah berikutnya adalah bagaimana saya harus mengejar keberangkatan pagi hari dari Terminal Jombor. Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil KRL jam pertama dari Stasiun Palur menuju Yogyakarta. Dengan keberangkatan pukul 04.55, saya harus tiba paling telat 04.30 di stasiun. Hal yang sebenarnya mudah, karena jaraknya cukup dekat dari Kos. Tapi karena jam tidur yang belum kembali normal, saya takut kebablasan tidurnya. Demi ketentraman hati, akhirnya stay di kantor sampai Subuh.
04:30
Berangkat menuju Stasiun Palur setelah tidur-tidur kucing di ruang RICC. Tiba di parkiran langsung memarkirkan motor di pojok dan bergegas menuju kedalam untuk memasuki KRL yang sudah standby di jalur 1.
04:55
KRL diberangkatkan dari Stasiun Palur. Sebagai pemberangkatan pertama, nyatanya isian penumpang sudah cukup ramai. Beruntungnya saya masih mendapatkan tempat duduk untuk sekedar melanjutkan tidur sampai Maguwo.
06:05
KRL tiba di Stasiun Maguwo. Bergegas menuju alat tapping sebelum antrian mengular. Sampai diujung parkiran dikejutkan dengan armada TransJogja 3A yang sudah bergerak menuju halte. Mau tak mau pagi itu saya harus sedikit olahraga dengan melakukan sprint jangka pendek. Mendekati halte, tiba-tiba alat rokok elektrik saya terlepas dari gantungan leher sehingga cartridge terpisah dengan baterai. Segera setelah saya ambil (sambil terjatuh), lalu bergegas kembali untuk kembali men-tapping kartu dompet elektronik yang sudah saya siapkan. Sat set akhirnya duduk didalam tayo biru dengan rute 3A tersebut. Bus pun melanjutkan perjalan ke Terminal Condongcatur, dan saya akan transit menggunakan temanbus dengan kode rute 2A untuk melanjutkan perjalanan ke Terminal Jombor. Dengan kondisi jalan yang masih lenggang, saya tiba di Terminal Jombor jam 06.30. Ternyata armada Indorent sudah terparkir di spot biasanya. Segera saya menghampiri Pramugara untuk melakukan proses check in dan menaruh tas ransel yang saya bawa di bagasi. Setelah melakukan penempelan label bagasi yang dilakukan sendiri oleh pramugara, tersimpan lah tas tersebut di bagasi. Dan inilah penampakan armada yang akan membawa saya menuju Jakarta pagi ini:

Indorent WITM-102
Jadi ini adalah armada yang akan membawa saya menuju Jakarta. Volvo B11R dengan output tenaga hingga 430HP, diberikan bodi Jetbus 3 SDD Voyager garapan karoseri Adiputro. Dilihat dari umur dan bentuk grill kap mesin, bodi ini satu generasi dengan unit Volvo kami dengan nomor lambung SDD 161-165. Yang sedikit berbeda hanya di bagian selendang saja dimana unit ini sudah menggunakan geprek-tapi-bukan-ayam. Berkeliling memperhatikan armada ini nampak armada ini termasuk yang "Pekerja Keras". Mulai nampak lecet disana-sini, contohnya ya dibagian overhang roda depan ini:
06:56
Armada diberangkatkan dari Terminal Jombor setelah mengkonfirmasi 2 penumpang berpindah titik naik yang sebelumnya di Terminal Jombor, menjadi di wilayah Dongkelan, Bantul. Hemm, karena tidak memakai sistem agen konvensional, agaknya penumpang dapat naik dimana saja selama memang masih dalam jalur lintasan.
Ketika penumpang memasuki kabin, di masing-masing bangku penumpang akan disambut dengan tumpukan bantal, selimut yang terbungkus plastik, snack box berisi dua roti Holland Bakery, serta air mineral 600ml.
Tampilan Default Di Bangku Penumpang
Dua Roti, Coklat dan Keju
Air Mineral UTRA Club 600ml
Begitu menduduki bangku saya di bangku 8B, komentar pertama saya adalah "kok agak sempit ya bangku Alldila ini". Mencoba gaya duduk seperti apapun, rasanya gak ada yang berubah, tetep sempit ndak seperti bangku Alldila di unit Volvo terbaru kami. Dan busanya juga cenderung keras.
Diluar itu, ada satu hal yang ingin saya terapkan di armada terbaru kami. Hal simpel seperti gambar dibawah ini bisa menimbulkan suasana yang lebih mewah. Lampu-lampuan ini juga bisa sangat berguna ketika armada melakukan perjalanan di malam hari. Lampu-lampuan ini bisa menjadi guide line untuk penumpang ketika harus menuju toilet di armada.
Armada berjalan memutari jalur Ring Road dari Jombor mengarah ke daerah Demak Ijo, lanjut ke arah Gamping, berbelok menuju ke arah Selatan melintasi wilayah UMY, Dongkelan, Paris, Giwangan, lalu arah Janti dan kembali di Jalan Solo menuju arah Prambanan. Berturut-turut armada menjemput penumpangnya di Gamping, Dongkelan, Giwangan, dan Prambanan. Selepas Prambanan tak terasa gelap pun jatuh.
08:35
Melintasi Terminal Klaten, dibangunkan oleh Pramugara. Disini Pramugara mengkonfirmasi kembali pesanan makan yang sudah kita pesan sebelumnya menggunakan aplikasi, apakah mau diganti atau tetap dengan pesanan tersebut. Setelah itu Pramugara menyiapkan teh/kopi hangat untuk ditawarkan kepada seluruh penumpang. Sampai di Klaten sih kondisi bus cukup lenggang. Mungkin hanya terisi 60% dari total kursi yang tersedia.
Karena saat sesi wawancara tadi masih setengah sadar, saya tidak mengiyakan tawaran Pramugara untuk menikmati fasilitas teh/kopi hangat tadi. Selepas wilayah Delanggu baru lah saya membuat teh saya sendiri. Teh Tongtji dengan gula 2 sachet!
Selepas membuat teh hangat tersebut, waktunya meng-eksplore fasilitas apa saja sih yang disediakan Indorent untuk para penumpangnya. Yang paling terlihat mata ya fasilitas Personal Entertainment atau yang sering dipanggil AVOD ini. Oh iya, untuk anda-anda yang kebetulan naik Indorent dapat armada WITM-102 dan duduk di bangku 8B, jangan kaget jika anda tidak mendapatkan fasilitas tersebut yaa. Karena eh karena memang tidak ada AVOD yang dipasang untuk penumpang dibangku tersebut. Di ilustrasi dibawah, tampak AVOD yang terpasang di meja dispenser hanya untuk penumpang 8A saja.
Di tampilan muka muncul beberapa hiburan, mulai dari Video, Music, hingga Games. Entah kenapa ketika disentuh bagian Video dan Music tidak keluar apa-apa. Apakah problem AVOD model lama juga terjadi di perangkat ini? Lalu ketika mencoba fitur Live TV, berfungsi dengan baik sihh. Cuma ndak lama muncul pemberitahuan seperti ini:
Tidak heran dari pengamatan yang dilakukan, AVOD hanya digunakan penumpang diawal-awal keberangkatan saja. Setelah itu, malah gantian AVOD yang nyawang para penumpang yang tidur karena AVODnya tidak bisa dimatikan.
Oh iya, ada satu fasilitas lagi yang ingin disematkan (lagi) di unit-unit kami. Tak lain tak bukan adalah meja lipat ini. Ketimbang fasilitas bangku getar yang ndak guna itu, mending memasang perangkat ini lagi. Terlebih kayaknya perangkat ini juga lebih mudah perawatannya.
09:23
Bus memasuki GT. Colomadu. Barulah terasa power si monster Swedia ini. Cukup gesit mendahului armada-armada yang ada di depannya. Gesit tapi tidak terasa ngebut juga, mungkin karena yang bawa bukan batangannya yang ex STJ kali yaa.
09:51
Bus menaikkan penumpang terakhir di Terminal Tingkir. Sekaligus sebagai penjemputan terakhir untuk keberangkatan pagi ini. Selepas Tingkir Pramugara membacakan skrip yang terasa familiar, tapi tidak sama juga. Untuk jumlah penumpang juga lumayan, tidak kosong tapi tidak penuh juga. Lagi-lagi seperti Payung Teduh, tak terasa gelap pun jatuh.
11:16
Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba juga! Bus memasuki Rest Area KM.360 untuk melakukan layanan servis makan di RM. Ibu Haji Cijantung. Oleh pegawai resto kami diarahkan menuju meja yang sudah terdapat menu dan nomor sesuai dengan nomor seat para penumpang. Dan ini lah menu yang sudah saya pilih dari kemarin! Sate Qurban Maranggi khas IHC!
Deskripsi menu: nasi dibungkus daun pisang, di-wrapping lagi dengan plastik wrapping untuk menjaga kehigienisan dari nasi tersebut. Untuk lauk satenya sendiri disediakan 5 tusuk yang dari ukuran daging (dan lemaknya) cukup besar beserta genangan kecap dan cabe-cabean untuk menyesuaikan selera penumpang. Ditutup dengan semangka sepotong dan es jeruk yang segaaarr..
Untuk rasa, ya seperti yang saya coret diatas. Rasa yang saya ingat ya ketika zaman kuliah dulu, dapat sedikit hibah daging Qurban dari bapak kost, lalu kami sebagai warga kost merayakan dengan bakar-bakar bersama. Daging dimarinasi dengan blenderan nanas seadanya, lalu dipotong-potong seukuran dadu dan dibakar dibalur campuran kecap manis dan margarin. Voila! Jadilah menu sate khas Qurban tersebut!
Ukuran daging dan lemak yang serupa, cukup ngelawan juga ketika dikunyah!Sebagai manusia yang beradab, tentunya yang disediakan harus habis dong!Selesai makan, waktunya melakukan kegiatan yang belum sempat dilakukan, yaitu nguyuh. Karena di Resto tidak nampak WC untuk pengunjung, akhirnya bergegas menuju WC yang ada di Rest Area. Tidak ada komplain karena selain isiannya bersih, pipisnya gratis boss. Ndak kayak di Palur dan Sub.. (hilang sinyal).
Oh iya, diperjalanan ini saya baru menyadari bahwa setelah babibug keriwehan di pagi buta untuk menuju Jombor, ternyata saya melupakan satu alat. Yak betul, saya lupa membawa charger hp saya! Segera saya menghampiri minimarket yang tersedia disekitar Rest Area. Tempat pertama yaitu AlfaExpress nihil! Ternyata stok sedang kosong. Berlanjut menuju Indomaret, alhamdulillahnya ada gais. Karena didalam bus sudah tersedia USB Charger, jadi saya cukup membeli kabel datanya saja. Sisa perjalanan sudah aman dehh.
Kembali ke armada, rupanya masih ditutup pintunya. Beberapa penumpang sudah mulai berkerumun disekitar armada. Ya difoto dulu kali armadanya!
11:58
Armada kembali diberangkatkan. Pramugara kembali membacakan skrip untuk memberitahukan penumpang sisa durasi perjalanan hingga tiba di Jakarta. Saya sebagai penumpang pun kembali tidur. Ditemani suara derungan Volvo yang entah kenapa terasa berbeda jika boleh dibandingkan dengan unit-unit Volvo yang pernah saya coba.
ZzZzZ
14:51
Armada memasuki Rest Area KM.101 untuk melakukan pengisian bahan bakar. Oh iya, perasaan saya saja, atau memang sepanjang perjalanan ini awak bus sama sekali tidak menyetel hiburan seperti musik. Untuk hiburan yang membutuhkan visual seperti film wajar tidak ditayangkan karena di lantai 2 sama sekali tidak tersedia TV. Poin plus, bebunyian yang biasanya muncul didalam interior karena engsel yang mulai kendor tidak terdengar sama sekali. Bebunyian muncul dari bangku yang kosong ketika armada melewati jalan yang tidak rata maupun melindas speed bump.
16:30
Setelah melewati kepadatan tol Cikampek di sore hari, bus memasuki wilayah Bekasi Timur untuk melakukan penurunan penumpang yang pertama. Oh iya, saat memasuki wilayah Cikampek saya memutuskan untuk mencoba fasilitas selimut yang dibungkus satu-persatu dan dibagikan dimasing-masing bangku. Dari segi kebersihan dan wangi sudah tidak diragukan lagi. Sistem dibungkus satu-persatu saya rasa akan sangat efisien dari segi penggunaan, utamanya jika armada tersebut mengadopsi Tektok. Keberangkatan pagi itu saya perhatikan penumpang jarang menggunakan fasilitas selimut. Jika bungkusnya tidak rusak/bolong, otomatis selimut yang tidak terpakai bisa digunakan kembali untuk keberangkatan di sore harinya. Awak bus hanya perlu mengganti selimut yang sudah terpakai saja. Ketika selimut itu terbuka, tiba-tiba saya teringat selimut yang digunakan unit non-premium kami. Sudah cukup nyaman, namun ukurannya tidak besar.

Setelah melakukan putar balik didepan SPBU Depsos, pramugara pun membuat pengumuman melalui pengeras suara bahwa penumpang yang turun di Bekasi Timur bisa segera mempersiapkan diri.
Oh iya, terkait USB Charger entah kenapa penempatannya kok ditaruh disisi paha kayak gini yaa. Jika penumpangnya sebesar saya, otomatis colokan USB Charger, kabel data, dan paha saya akan saling berdempetan seperti gambar dibawah. Untungnya bangku sebelah kosong, jadi saya bisa mencolokkan kabel data saya disitu.
17:04
Bus memasuki wilayah Terminal Pulogebang. Disini turun kurang lebih 4 penumpang. Setelah itu bus pun melanjutkan perjalanan menuju titik penurunan berikutnya yaitu Terminal Kampung Rambutan.
17:30
Tibalah kami di Terminal Kampung Rambutan sekaligus titik turun untuk saya. Sebelum turun sempat bertanya kepada awak bus, apakah bus akan melewati Pasar Rebo. Namun sayangnya tidak, karena bus akan langsung masuk tol kembali tanpa melewati Pasar Rebo. Dengan itu selesailah perjalanan saya menggunakan Indorent WITM-102. Dari perjalanan ini sudah ada beberapa hal yang ingin saya lakukan, namun tentu saja tidak akan saya tulis di blog ini. Ternyata menulis blog sependek ini sangat melelahkan yaa. Semoga bisa tetap konsisten dan tetap jujur dalam setiap tulisan di blog ini!
Indorent WITM-102
Rating: 4/5
Comments
Post a Comment